Wednesday, June 18, 2008

Assalamu'alaikum...!!!

Perempuan itu adalah aurat maka apabila ia keluar dari rumahnya syetan pun berdiri tegak (dirangsang olehnya)”. ( Hadist Nabi MUHAMMAD SAW, yang diriwayatkan oleh Turmidzi dari Ibnu Mas’ud )


Sesungguhnya Islam sangat memperhatikan sekali segala aspek kehidupan umatnya, sebagaimana Islam sangat memperhatikan kaum wanita (akhwat). Semua itu dalam rangka menghindarkan kaum akhwat dari berbagai fitnah kehidupan dan rayuan setan. Karena Islam menghendaki kaum akhwat untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kaum akhwat untuk memakai kerudung atau jilbab dengan kriteria yang telah ditentukan, bukan asal pakai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S AL-AHZAB [33]:59)



Kain penutup kepala itu biasa lebih dikenal dengan istilah kerudung atau jilbab. Keberadaanya selalu menjadi bahan perhatian dan perdebatan disetiap kalangan. Karena memang ia adalah salah satu hal yang dapat menjadikan penampilan seorang akhwat menjadi lebih anggun dan istimewa. Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan jilbab agar menjadi benteng bagi kaum akhwat dari gangguan orang lain. Walaupun syariat jilbab telah ada sejak empat belas abad yang lalu, akan tetapi di negeri kita jilbab masih dianggap sebagai sesuatu yang baru dan aneh. Bahkan masih banyak yang beranggapan bahwa jilbab hanyalah budaya Arab belaka yang tidak cocok dengan budaya Indonesia. Bahkan lebih jauh dari itu ada yang beranggapan bahwa dengan menggunakan jilbab berarti telah mendiskriminasikan kebebasan berekspresi wanita, dan dengan berjilbab ria kaum wanita tidak bisa menampilkan kecantikannya, yang merupakan anugerah dari Sang kuasa.


Alhamdulilah tak sedikit pula banyak dengan mudah dijalan-jalan kita dapati muslimah-muslimah mengenakan jilbab dengan penuh percaya diri. ini menandakan semakin pahamnya mereka dengan syariat jilbab yang telah diwajibkan Allah atau para muslimah sendiri secara langsung telah merasakan manfaat dari jilbab yang mereka kenakan. Tetapi dijalan-jalan pula kita menemukan adanya ketidakseragaman bentuk-bentuk jilbab yang dikenakan mereka. Ada yang mengenakannya sampai menutup wajah, tetapi ada juga yang memakai jilbab pendek dan simple.


Keanekaragaman bentuk jilbab, menandakan pemahaman yang beragam pula tentang standar ukuran jilbab itu sendiri. Ada yang memahami jilbab hanya sebatas selembar kain yang menutup kepala, model seperti ini biasanya pendek dan bahkan ada yang menampakan sebagian rambut sehingga mereka yang berkeyakinan seperti ini menjadi bebas dalam berpakaian secara keseluruhan. Padahal kalau kita melihat fungsi utama dari pensyariatan jilbab yaitu untuk melindungi kaum akhwat dari gangguan dan fitnah, tentu jilbab semacam itu tidaklah cukup membantu bahkan mengenakan jilbab jika dipadu dengan make up dan semprotan parfum malah seolah menantang orang-orang jahat untuk menghampirinya.


Sementara jilbab yang dapat melindungi muslimah dari gangguan dan fitnah adalah jilbab yang longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, hendaknya menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, tebal hingga tidak terlihat sedikitpun bagian tubuhnya, tidak memakai wangi-wangian, tidak meniru mode pakaian wanita-wanita kafir sehingga wanita-wanita muslimah memiliki identitas pakaian yang jelas, hendaknya pula tidak menyerupai pakaian laki-laki, sebab hal tersebut dilarang Allah Subahanahu wa Ta’ala.


Saudari ku jilbab itu merupakan suatu kewajiban bukan pilihan, tidak sulit untuk memakainya. Engkau akan mulia dengannya, bahkan begitu mulianya engkau. Sampai-sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumandangkan perang bagi orang yang menghinakannya. Berjilbablah sesuai dengan yang disyariatkan sehingga engkau akan termasuk golongan muslimah yang mendapat keridhoan Allah dan takut terhadap murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.